Kamis, 27 Maret 2014

Data Definition Language (DDL)



Data Definition Language (DDL) yaitu sebuah perintah SQL yang berorientasi pada pembentukan atau penghapusan database, label, dan index. yang termasuk dalam kategori DDL yaitu create database, create table, drop database, drop table, alter table.
Read More

Membuat View Dengan 2 Tabel





1.  Buat database akademik
mysql> create database akademik;
Query OK, 1 row affected (0.16 sec)
mysql> use akademik;
Database changed

2.  Buat table siswa
mysql> create table siswa(nis char(5), nama varchar(25), alamat varchar(50), kod
e_jurusan char(3), primary key(nis));
Query OK, 0 rows affected (0.82 sec)

3.  Buat table jurusan
mysql> create table jurusan(kode_jurusan char(3), nama_jurusan varchar(25), kelo
mpok_jurusan varchar(20), primary key(kode_jurusan));
Query OK, 0 rows affected (0.16 sec)

4.  Buat relasi antara tabe; “siswa” dengan “jurusan”
mysql> alter table siswa add foreign key(kode_jurusan) references jurusan(kode_j
urusan);
Query OK, 0 rows affected (0.90 sec)
Records: 0  Duplicates: 0  Warnings: 0

5.  Masukkan record seperti tampilan dibawah ini
mysql> select*from jurusan;
+--------------+--------------------------+---------------------+
| kode_jurusan | nama_jurusan             | kelompok_jurusan    |
+--------------+--------------------------+---------------------+
| p01          | rekayasa perangkat lunak | teknologi informasi |
| p02          | multimedia               | teknologi informasi |
| p03          | teknik komputer jaringan | teknologi informasi |
| p04          | animasi                  | teknologi informasi |
| p05          | keperawatan              | kesehatan           |
| p06          | farmasi                  | kesehatan           |
+--------------+--------------------------+---------------------+
6 rows in set (0.03 sec)






mysql> select*from siswa;
+-------+-------------------+------------+--------------+
| nis   | nama              | alamat     | kode_jurusan |
+-------+-------------------+------------+--------------+
| 00543 | muhammad          | sukun      | p01          |
| 00544 | adam              | sidorahayu | p01          |
| 00545 | solahudin saleh   | kemantren  | p02          |
| 00546 | alexander diaz    | kepuh      | p02          |
| 00547 | princess markonah | mbuwek     | p03          |
+-------+-------------------+------------+--------------+
5 rows in set (0.00 sec)

6.  Membuat VIEW

Sintak :
CREATE
[OR REPLACE]
[ALGORITHM = {UNDEFINED | MERGE | TEMPTABLE}]
[DEFINER = { user | CURRENT_USER }]
[SQL SECURITY { DEFINER | INVOKER }]
VIEW view_name [(column_list)]
AS select_statement
[WITH [CASCADED | LOCAL] CHECK OPTION]

Keterangan :
-        create: Statemen ini digunakan untuk membuat suatu view baru, atau mengganti suatu view yang telah ada (exist) jika klausa OR REPLACE diberikan.
-       select_statement: Suatu statemen SELECT yang menyediakan definisi dari view. Statemen ini dapat men-select dari tabel dasar atau view yang lain. Statemen ini membutuhkan CREATE VIEW privilege untuk view, dan beberapa privilege untuk setiap kolom terpilih oleh statemen SELECT.
-       [(column_list)]: Daftar kolom yang akan dipilih.


View termasuk dalam komponen database. Secara default, suatu view baru dibuat ke dalam database yang diaktifkan. Untuk membuat secara eksplisit di dalam suatu database tertentu, maka buatlah nama view dengan format: db_name.view_name.
Contoh yang akan diberikan adalah view untuk menyimpan informasi detailsiswa, dalam hal ini melibatkan 2 tabel, yaitu siswa dan jurusan.

mysql> create view detailsiswa as select s.nis, s.nama, s.alamat, j.nama_jurusan
, j.kelompok_jurusan from siswa s, jurusan j where (s.kode_jurusan=j.kode_jurusa
n);
Query OK, 0 rows affected (0.09 sec)






mysql> select*from detailsiswa;
+-------+-------------------+------------+--------------------------+-----------
----------+
| nis   | nama              | alamat     | nama_jurusan             | kelompok_j
urusan    |
+-------+-------------------+------------+--------------------------+-----------
----------+
| 00543 | muhammad          | sukun      | rekayasa perangkat lunak | teknologi
informasi |
| 00544 | adam              | sidorahayu | rekayasa perangkat lunak | teknologi
informasi |
| 00545 | solahudin saleh   | kemantren  | rekayasa perangkat lunak | teknologi
informasi |
| 00546 | alexander diaz    | kepuh      | rekayasa perangkat lunak | teknologi
informasi |
| 00547 | princess markonah | mbuwek     | rekayasa perangkat lunak | teknologi
informasi |
| 00543 | muhammad          | sukun      | multimedia               | teknologi
informasi |
| 00544 | adam              | sidorahayu | multimedia               | teknologi
informasi |
| 00545 | solahudin saleh   | kemantren  | multimedia               | teknologi
informasi |
| 00546 | alexander diaz    | kepuh      | multimedia               | teknologi
informasi |
| 00547 | princess markonah | mbuwek     | multimedia               | teknologi
informasi |
| 00543 | muhammad          | sukun      | teknik komputer jaringan | teknologi
informasi |
| 00544 | adam              | sidorahayu | teknik komputer jaringan | teknologi
informasi |
| 00545 | solahudin saleh   | kemantren  | teknik komputer jaringan | teknologi
informasi |
| 00546 | alexander diaz    | kepuh      | teknik komputer jaringan | teknologi
informasi |
| 00547 | princess markonah | mbuwek     | teknik komputer jaringan | teknologi
informasi |
| 00543 | muhammad          | sukun      | animasi                  | teknologi
informasi |
| 00544 | adam              | sidorahayu | animasi                  | teknologi
informasi |
| 00545 | solahudin saleh   | kemantren  | animasi                  | teknologi
informasi |
| 00546 | alexander diaz    | kepuh      | animasi                  | teknologi
informasi |
| 00547 | princess markonah | mbuwek     | animasi                  | teknologi
informasi |
| 00543 | muhammad          | sukun      | keperawatan              | kesehatan
          |
| 00544 | adam              | sidorahayu | keperawatan              | kesehatan
          |
| 00545 | solahudin saleh   | kemantren  | keperawatan              | kesehatan
          |
| 00546 | alexander diaz    | kepuh      | keperawatan              | kesehatan
          |
| 00547 | princess markonah | mbuwek     | keperawatan              | kesehatan
          |
| 00543 | muhammad          | sukun      | farmasi                  | kesehatan
          |
| 00544 | adam              | sidorahayu | farmasi                  | kesehatan
          |
| 00545 | solahudin saleh   | kemantren  | farmasi                  | kesehatan
          |
| 00546 | alexander diaz    | kepuh      | farmasi                  | kesehatan
          |
| 00547 | princess markonah | mbuwek     | farmasi                  | kesehatan
          |
+-------+-------------------+------------+--------------------------+-----------
----------+
30 rows in set (0.05 sec)
Read More

Senin, 14 Juni 2010

DNS part II

C.    Struktur Kerja DNS
Model kerja server DNS dapat digambarkan sebagai berikut :
Bagian resolver adalah bagian dari program aplikasi yang berfungsi menjawab setiap pertanyaan tentang domain. Untuk menjawab pertanyaan, resolver dapat mencari jawabannya dengan memeriksa isi cache dan meneruskan pertanyaan ke server DNS atau bertanya langsung ke server DNS. Cache adalah bagian yang menyimpan pertanyaan-pertanyaan tentang domain yang pernah diajukan sebelumnya. Setiap aplikasi internet yang ingin menghubungi host lain pasti akan berinteraksi dengan server DNS melalui resolver.
Jika server DNS tidak memiliki jawaban dari pertanyaan domain (name server bukan authoritative name server dari domain yang ditanyakan), maka server DNS akan meneruskan pertanyaan tersebut ke name server yang dianggapnya lebih tahu. Proses pengalihan ke name server (NS) lain (proses name resolution) ini merupakan proses iteratif yang berlangsung hingga diperoleh alamat lengkap sebuah host. Sebagai contoh jika ada user yang ingin menghubungi pandu.ee.ugm.ac.id, maka mula-mula NS akan menghubungi root server. Karena root server tidak memiliki informasi untuk host pandu.ee.ugm.ac.id, maka root server akan memberikan referensi kepada NS untuk menghubungi authoritative name server terdekat yaitu name server untuk domain id. Dari name server domain id , NS kembali memper oleh referensi untuk menghubungi name server domain ac. Proses ini terus berlangsung hingga NS memperoleh informasi lengkap tentang host pandu.ee.ugm.ac.id.
Setiap request domain akan disimpan di dalam cache untuk jangka waktu tertentu. Hal ini bertujuan untuk mempercepat proses name resolution. Sebagai contoh jika sebelumnya ada user yang me-request informasi untuk pandu.ee.ugm.ac.id, maka untuk user yang me-request fileserver.lapi.ugm.ac.id akan diarahkan ke name server yang memiliki korelasi terdekat dengan domain yang pernah di-request yang tersimpan di dalam cache, yaitu name server ugm.ac.id.
D.    Contoh penerapan DNS
Setelah kita mengetahui apakah itu DNS, bagaimana sejarahnya, mengerti bagaimana struktur hingga memahami prinsip kerjanya maka disini akan diberikan contoh bagaimana penerapan DNS didunia nyata. Disini ada beberapa contoh sebagai penggambaran cara kerja DNS. Contohnya yaitu :

Contoh 1: Contoh Umum Menggunakan Browser
Di dunia nyata, user tidak berhadapan langsung dengan DNS resolver - mereka berhadapan dengan program seperti web brower (Mozilla Firefox, Safari, Opera, Internet Explorer, Netscape, Konqueror dan lain-lain dan klien mail (Outlook Express, Mozilla Thunderbird dan lain-lain). Ketika user melakukan aktivitas yang meminta pencarian DNS (umumnya, nyaris semua aktivitas yang menggunakan Internet), program tersebut mengirimkan permintaan ke DNS Resolver yang ada di dalam sistem operasi. DNS resolver akan selalu memiliki cache (lihat diatas) yang memiliki isi pencarian terakhir. Jika cache dapat memberikan jawaban kepada permintaan DNS, resolver akan menggunakan nilai yang ada di dalam cache kepada program yang memerlukan.
Kalau cache tidak memiliki jawabannya, resolver akan mengirimkan permintaan ke server DNS tertentu. Untuk kebanyakan pengguna di rumah, Internet Service Provider(ISP) yang menghubungkan computer tersebut biasanya akan menyediakan server DNS: pengguna tersebut akan mendata alamat server secara manual atau menggunakan DHCP untuk melakukan pendataan tersebut. Jika administrator sistem telah mengkonfigurasi sistem untuk menggunakan server DNS mereka sendiri, DNS resolver umumnya akan mengacu ke server nama mereka. Server nama ini akan mengikuti proses yang disebutkan di Teori DNS, baik mereka menemukan jawabannya maupun tidak. Hasil pencarian akan diberikan kepada DNS resolver; diasumsikan telah ditemukan jawaban, resolver akan menyimpan hasilnya di cache untuk penggunaan berikutnya, dan memberikan hasilnya kepada software yang meminta pencarian DNS tersebut.
Sebagai bagian akhir dari kerumitan ini, beberapa aplikasi seperti web browser juga memiliki DNS cache mereka sendiri, tujuannya adalah untuk mengurangi penggunaan referensi DNS resolver, yang akan meningkatkan kesulitan untuk melakukan debug DNS, yang menimbulkan kerancuan data yang lebih akurat. Cache seperti ini umumnya memiliki masa yang singkat dalam hitungan 1 menit.
Misalkan saja kita browsing di warnet, dan akan menghubungi www.google.com .Rangkaian proses yang akan dijalankannya adalah sebagai berikut:
1.    PC kita mengontak Server DNS lokal (biasanya terletak pada jaringan ISP) untuk menanyakan IP Address www.google.com .
2.     Server DNS lokal akan melihat ke dalam cache-nya.
3.    Jika data itu terdapat di dalam cache server DNS server lokal, maka server tersebut akan memberikan alamat IP tersebut ke Browser. Jika tidak, maka server tersebut mengontak server DNS di atasnya (biasanya disebut Root DNS server) untuk mengetahui alamat IP dari DNS server yang mengelola domain www.google.com.
4.    Jika domain www.google.com benar-benar exist, maka Root DNS akan mendapatkan alamat IP server DNS www.google.com,kemudian alamat dikirim ke server DNS lokal kita .
5.    Server DNS lokal akan mengontak Server DNS www.google.com untuk menanyakan alamat IP dari www.google.com , dan Server DNS www.google.com memberikan data alamat IP www.google.com
6.    Server DNS lokal memberitahu alamat IP untuk www.google.com kepada Browser/Client (PC kita).
7.    Kemudian kita menggunakan alamat itu untuk diisikan ke dalam IP Packet untuk menghubungi www.google.com .
Contoh 2.
1.    Mengetikan sesuatu alamat / URL (Uniform Resources Locator) ke kolom address di browser. Misalnya www.ilkom.unsri.ac.id

2.    Berikutnya software Browser yang dijalankan diatas sebuah system operasi berinteraksi dengan modem atau perangkat keras lainnya yang menghubungkan computer kita ke Internet melalui sebuah ISP.
3.    Permintaan kita pada browser tadi sebelum diteruskan ke server tujuan, harus diterjamahkan dahulu ke alamat IP ADDRESS, karena yang kita ketikan di browser tadi adalah penamaan domain padahal server yang terkoneksi ke Internet menggunakan alamat IP Address yang unik dan juga router bekerja terkoneksi ke router lainnya juga membaca IP Address. Maka alamat yang kita ketikan tadi ditanyakan terlebih dahulu ke mesin DNS (Domain Named Service), tugas utama mesin DNS ini adalah melakukan translasi nama domain ke alamat IP atau sebaliknya yang disimpan pada sebuah database. Sebagai contoh tadi permintaan dari pc kita ke ilkom.unsri.ac.id, maka server DNS akan mentralasikan bahwa ilkom.unsri.ac.id adalah IP Address 202.93.35.xxx, mesin ini akan bekerja keras untuk melayani semua permintaan alamat IP ilkom.unsri.ac.id dari manapun di dunia. Untuk mengetahui alamat IP ADDRESS dari sebuah alamat domain dapat dilakukan dengan perintah ping www.alamatdomainnya.com dari command dos.
4.    DNS akan mengembalikan permintaan kita tadi ke computer kita dan browser akan mengirim permintaan tadi ke router dengan IP Address, dan router karena hanya bisa membaca IP Address akan meneruskan permintaan tadi sesuai dengan jalan yang telah dibuat router sebelumnya, karena router ini ‘HIDUP’, router saling memberikan informasi dirinya kepada router yang ada disebelahnya.
5.    pada saat website yang kita tuju ditemukan maka disisi kiri bawah browser akan muncul tulisan ‘ WEB SITE F0UND, WAITING FOR REPLY’, dengan menggunakan skema protocol tertentu maka permintaan kita tadi telah sampai ke server tujuan.
6.    Server tujuan akan meneruskan permintaan kita ke server ilkom.unsri.ac.id dan mencari layanan yang kita inginkan, disini misalnya web server yang menjalankan suatu layanan tertentu. Misalnya memunculkan  ilkom.unsri.ac.id/index.html. sesuai yang dikonfigurasi di server tujuan.
Pada saat kita mengetikkan sesuatu alamat pada browser maka data akan dilewatkan oleh suatu protocol HTTP melewati port 80 pada server. Alamat ini adalah URL dari suatu situs yang mempunyai alamat yang unik di Internet. Web Browser akan mengirimkan suatu aturan yang telah disepakati sebelumnyua, aturan ini biasa disebut sebagai protocol, stadar protocol menggunakan TCP/IP, proses ini dimulaid dengan melakukan 3 way handshakes antara sumber dan tujuan.
Web browser, suatu aplikasi pada client yang akan menampilkan halaman web sites dari internet. Web browser di install di sisi user (OS) menampilkan informasi ke komputer dengan interpreting bahasa pengkodean HTML, dimana homepage berisi gambar, suara, multimedia, dan resources lainnya yang dapat diakses. Files Coding pada HTML memberikan datanya ke browser apa yang akan ditampilkan ke sisi client. Isi HTML yang akan ditampilkan bukan dari browsernya tetapi dari web servernya dan
Browser akan menginterpret tag HTML untuk link ke halaman berikutnya

DNS

A.    DNS (Domain Name System)
Pada awal berkembangan internet, seorang user yang akan menghubungi komputer user lain harus menyebutkan alamat IP address komputer yang hendak dituju. Seiring dengan berkembangnya teknologi internet dan semakin berlipatnya jumlah pengguna aplikasi internet, maka akanlah sangat menyusahkan jika kita harus mengingat IP address setiap user yang berupa angka-angka. Untuk mengatasi hal ini, dikembangkanlah sistem penterjemahan IP address yang berupa angka ke nama yang lebih mudah diingat maupun sebaliknya. Pada awalnya sistem penamaan IP address menggunakan sistem host table.
Dalam sistem ini, setiap komputer menyimpan file host.txt yang berisikan daftar kombinasi IP address dengan nama dari setiap komputer yang terhubung ke internet. Jadi setiap ada penambahan user ataupun perubahan data user, kita harus  memperbaharui file host.txt melalui FTP ke seluruh host yang ada di internet. Tentunya system penamaan IP seperti ini sangatlah tidak efektif dan sudah tidak mampu menangani kebutuhan yang ada saat ini. Oleh karena itu pada tahun 1984, Paul Mockapertis mengusulkan sistem penamaan IP yang baru yaitu menggunakan Domain Name System (DNS), sistem inilah yang digunakan hingga saat ini.
    Domain Name System (DNS) adalah distribute database system yang digunakan untuk pencarian nama komputer (name resolution) di jaringan yang mengunakan TCP/IP  (Transmission Control Protocol/Internet Protocol). DNS biasa digunakan pada aplikasi yang terhubung ke Internet seperti web browser atau e-mail, dimana DNS membantu memetakan host name sebuah komputer ke IP address. Selain digunakan di Internet, DNS juga dapat di implementasikan ke private network atau intranet dimana DNS memiliki keunggulan seperti:
1.    Mudah, DNS sangat mudah karena user tidak lagi direpotkan untuk mengingat IP address sebuah komputer cukup host name (nama Komputer).
2.    Konsisten, IP address sebuah komputer bisa berubah tapi host name tidak berubah.
3.    Simple, user hanya menggunakan satu nama domain untuk mencari baik di Internet maupun di Intranet.
B.    Prinsip Kerja Pendelegasian Domain
Sistem database yang digunakan DNS adalah sistem hirarki. Sistem ini dipilih karena sistem ini cocok digunakan untuk sistem terdistribusi, konsisten untuk setiap host, dan updateable. Sistem ini digambarkan sebagai sebuah tree yang memiliki beberapa cabang. Cabang-cabang ini mewakili domain, dan dapat berupa host, subdomain, ataupun top level domain, yang digambarkan sebagai berikut:
Domain teratas adalah root. Domain ini diwakili oleh titik. Selanjutnya, domain yang terletak tepat di bawah root disebut top level domain. Beberapa contoh top level domain ini antara lain com, edu, gov, dan lain-lain. Turunan dari top level domain disebut subdomain. Domain yang terletak setelah top level domain adalah second level domain, dan domain yang berada di bawah second level domain disebut third level domain, begitu seterusnya. Pembentukan dan  pembacaannya dimulai dari node yang paling bawah berurut dari node yang paling bawah hingga node yang paling atas (root). Sebagai contoh untuk nama host pandu.ee.ugm.ac.id. kita dapat menguraikan domainnya menjadi :
. merupakan root domain,
id merupakan top level domain,
ac merupakan second level domain,
ugm merupakan third level domain,
ee merupakan fourth level domain,
pandu merupakan fifth level domain yang menunjukkan nama host.
Dari contoh di atas kita dapat mengetahui aturan penulisan nama host, yaitu dimulai dari kiri ke kanan untuk node yang paling bawah hingga node yang paling atas, dan setiap domain  dipisahkan dengan titik. Seperti yang telah disampaikan sebelumnya bahwa selain berfungsi untuk mapping alamat IP ke nama host, DNS juga berfungsi sebaliknya, yaitu reverse mapping dari nama host ke alamat IP. Masalah aturan mapping dan reverse mapping ini akan dibahas pada bagian konfigurasi zone.

Rabu, 26 Mei 2010

Teknik MURDER

Dalam pendidikan masa kini  berfokus pada bagaimana manusia  memperoleh, menyimpan, dan memproses apa yang dipelajarinya, dan bagaimana proses berpikir dan belajar itu terjadi, teknik MURDER merupakan salah satu strategi pembelajaran kolaboratif yang dihasilkan dari perspektif psikologi kognitif. Dua psikolog kognitif, Piaget dan Vigotsky (dalam Jacob, 1999; Jacob et al., 1996) menekankan bahwa interaksi dengan orang lain adalah bagian penting dalam belajar. Salah satu metode pembelajaran kolaboratif yang dihasilkan dari perspektif psikologi kognitif adalah MURDER (Hythecker dalam Jacob et al., 1996). MURDER diartikan sebagai berikut:
a.    Mood (Suasana Hati)      
Proses pembelajaran adalah proses yang dapat mengembangkan seluruh potensi siswa. Seluruh potensi itu hanya mungkin dapat berkembang manakalah siswa terbebas dari rasa takut dan menegangkan. Ranah kecerdasan emosional ini berkaitan dengan pandangan kita tentang kehidupan, kemampuan kita bergembira, sendirian dan dengan orang lain, serta keseluruhan rasa puas dan kecewa yang kita rasakan.
b.    Understand (Pemahaman)
Pemahaman dapat diartikan juga menguasai tertentu dengan pikiran, maka belajar berarti harus mengerti secara mental makna dan filosofisnya, maksud dan implikasi serta aplikasi-aplikasinya, sehingga menyebabkan siswa memahami suatu situasi. Hal ini sangat penting bagi siswa yang belajar. Memahami maksudnya, menangkap maknanya, adalah tujuan akhir dari setiap mengajar. Pemahaman memiliki arti mendasar yang meletakan bagian-bagian belajar pada proporsinya. Tanpa itu, maka skill pengetahuan dan sikap tidak akan bermakna.
c.    Recall (Pengulangan)
Mengulang adalah usaha aktif untuk memasukkan informasi kedalam ingatan jangka panjang. Ini dapat dilakukan dengan “mengikat” fakta kedalam ingatan visual, auditorial, atau fisik. Otak banyak memiliki perangkat ingatan. Semakin banyak perangkat (indra) yang dilibatkan, semakin baik pula sebuah informasi baru tercatat.
Merecall tidak hanya terhadap pengetahuan tentang fakta, tetapi juga mengingat akan konsep yang luas, generalisasi yang telah di distribusikan, definisi, metode dalam mendekati masalah. Merecall, bertujuan agar siswa memiliki kesempatan untuk membentuk atau menyusun kembali imformasi yang telah mereka terima.

d.    Digest (Penelaahan)
Isi atau materi pelajaran merupakan komponen kedua dalam sistem pembelajaran. Dalam konteks tertentu, materi pelajaran merupakan inti dalam proses pembelajaran. Artinya, sering terjadi proses pembelajaran diartikan sebagai proses penyampaian materi. Hal ini bisa dibenarkan manakala tujuan utama pembelajaran adalah penguasaan materi pembelajaran (subject centeret teaching).  Untuk dapat mengusai materi siswa tidak hanya berpedoman pada satu buku, karena pada dasarnya ada berbagai sumber yang bisa dijadikan sumber untuk memperoleh pengetahuan. Recall untuk kembali mengulang pada materi yang tidak dimengerti siswa dengan memperlajarai kembali keterangan yang ada dengan melihat informasi terkait pada buku atau sumber lain.
e.    Expand (Pengembangan)
Pengembangan merupakan hasil kumulatif dari pada pembelajaran. Hasil  dari proses pembelajaran adalah perubahan perilaku siswa. Individu akan memperoleh perilaku yang baru, menetap, fungsional, positif, didasari dan sebagainya. Perubahan perilaku sebagai hasil pembelajaran ialah perilaku secara keseluruhan yang mencakup aspek kognitif, afektif, konatif dan motorik.
f.    Review (Pelajari Kembali)
Suatu proses pembelajaran akan berlangsung dengan efektif apabila informasi yang dipelajari dapat diingat dengan baik dan terhindar dari lupa. Mengingat adalah proses menerima, menyimpan dan mengeluarkan kembali informasi yang telah diterima melalui pengamatan, kemudian disimpan dalam pusat kesadaran setelah diberikan tafsiran.
Proses mengingat banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor yang meliputi faktor individu, faktor sesuatu yang harus diingat, dan factor lingkungan. Dari individu, proses mengingat akan lebih efektif apabila individu memiliki minat yang besar, motivasi yang kuat, memiliki metode tertentu dalam pengamatan dan pembelajaran. Maka dari itulah mempelajari kembali materi yang sudah dipelajari merupakan usaha agar ingatan itu tidak mudah lepas.

Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning)

Pembelajaran berbasis proyek membutuhkan suatu pendekatan pengajaran yang komprehensif dimana lingkungan belajar siswa perlu didesain agar dapat melakukan penyelidikan terhadap masalah-masalah autentik, termasuk pendalaman materi pada suatu topik mata pelajaran, dan dapat melaksanakan tugas bermakna lainnya. Biasanya pembelajaran berbasis proyek memerlukan beberapa tahapan dan beberapa durasi, tidak sekedar merupakan rangkaian pertemuan kelas, serta belajar kelompok kolaboratif. Proyek memfokuskan pada pengembangan produk atau unjuk kerja (performance), secara umum siswa melakukan kegiatan: mengorganisasi kegiatan belajar kelompok mereka, melakukan pengkajian atau penelitian, memecahkan masalah, dan mensintesis informasi (Corebima, 2009).
Project-based learning secara khusus dimulai dengan angan-angan “produk akhir” atau “artifact” di dalam pikiran, produksi tentang sesuatu yang memerlukan keterampilan atau pengetahuan isi tertentu yang secara khusus mengajukan satu atau lebih problem yang harus dipecahkan oleh mahasiswa. Pendekatan pembelajaran berbasis proyek menggunakan model produksi: Pertama-tama mahasiswa menetapkan tujuan untuk pembuatan produk akhir dan meng-identifikasi audien mereka. Kemudian, mereka mengkaji topik yang mereka pilih, mendesain, dan membuat perencanaan manajemen proyek. Mahasiswa kemudian memulai proyek, memecahkan masalah dan isu-isu yang timbul, dan menyelesaikan produk mereka. Mahasiswa mungkin menggunakan atau menyajikan produk yang mereka buat, dan idealnya mereka diberi waktu untuk mengevaluasi hasil kerja mereka (Moursund, 1997).
Orientasi baru pendidikan berkehendak menjadikan lembaga pendidikan sebagai lembaga pendidikan kecakapan hidup, dengan pendidikan yang bertujuan mencapai kompetensi (selanjutnya disebut pembelajaran berbasis kompetensi), dengan proses pembelajaran yang otentik dan kontekstual yang dapat menghasilkan produk bernilai dan bermakna bagi siswa, dan pemberian layanan pendidikan berbasis luas melalui berbagai jalur dan jenjang pendidikan yang fleksibel multi-entry-multi-exit (Depdiknas, 2002, 2003).
Dengan pembelajaran berbasis proyek, pendidikan berorientasi kecakapan hidup, pembelajaran berbasis kompetensi, dan pembelajaran yang diharapkan dapat menghasilkan produk nyata yang bernilai yang dapat memberikan pengalaman belajar. Situasi belajar, lingkungan, isi dan tugas yang realistik, otentik, dan menyaksikan kompleksitas alami dunia nyata serta mnegembangkan kecakapan hidup.
Pembelajaran berbasis proyek dapat diimplementasikan dalam berbagai disiplin ilmu. Umumnya memiliki pedoman langkah:



a.    Planning
Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah
1)    Merancang seluruh proyek, kegiatan dalam langkah ini adalah mempersiapkan proyek, secara lebih rinci mencakup pemberian informasi tujuan pembelajaran, guru menyampaikan fenomena nyata sebagai sumber masalah, pemotivasian dalam memunculkan masalah dan pembuatan proposal.
2)    Mengorganisasi pekerjaan, kegiatan dalam langkah ini adalah merencanakan proyek, secara lebih rinci mencakup mengorganisir kerjasama, memilih topik, memilih informasi terkait proyek, membuat prediksi, dan membuat desain investigasi.
b.    Creating
Dalam tahap ini siswa mnegembangkan gagasan-gagasan proyek, mengkombinasikan ide yang muncul dalam kelompok, dan membangun proyek. Tahapan kedua ini termasuk aktifitas pengembangan dan dokumentasi. Pada tahapan ini pula siswa menghasilkan suatu produk (artefak) yang nantinya akan dipresentasikan dalam kelas.
c.    Processing
Tahapan ini meliputi presentasi proyek dan evaluasi. Pada presentasi proyek akan terjadi komunikasi secara actual kreasi ataupun temuan dari investigasi kelompok, sedangkan pada tahapan evaluasi akan dilakukan refleksi terhadap hasil proyek, analisis dan evaluasi dari proses-proses belajar.
Keuntungan dari pembelajaran berbasis proyek menurut Moursund, dkk (1997) adalah sebagai berikut: 1) meningkatkan motivasi, 2) meningkatkan kemampuan pemecahan masalah, 3) meningkatkan kolaborasi, 4) meningkatkan ketrampilan mengelola sumber.

Pemanfaatan Games Dalam Pengembangan Inteligence Tutoring Systems (ITSs) pada Mata Pelajaran Fisika

B.    Desain Arsitektur Sistem
1.    Model Komunikasi (Interface)
Model komunikasi merupakan antar muka interaksi sistem dengan siswa. Dalam model ini semua informasi berupa bantuan, feedback, pertanyaan, dan tutorial yang diberika kepada siswa dengan menggunakan teknologi multimedia (Adang Suhendra dkk, 2004).
Dalam sistem ini, sebagai antarmuka menggunakan Windows XP menggunakan pemrograman Macromedia Flash. Bentuk komponen ditampilkan dialog interaktif dan secara grafis. Selain itu, untuk komponen interaksi disusun menggunakan kotak dialog, tombol, dan option serta animasi yang dapat diakses melalui mouse dan keyboard. Dalam unit soal terdapat kotak dialog, tombol dan option untuk memilih jawaban yang benar. Sebagai sistem penjelas, ditampilkan animasi objek yang memberikan petunjuk jawaban yang benar
2.    Modul Pakar
Modul pakar berfungsi sebagai pengatur proses pedagogig dan menghitung tingkat kognitif yang diterapkan sistem kepada siswa. Pada modul pakar, strategi penyusunan materi didasarkan pada model taksonomi tujuan instruksional (taksonomi bloom’s pada ranah kognitif), (Wasmana, 2005).
Sistem pakar merupakan komponen utama dalam ITS (Clancey, 1981 dan Clancey, 1986). Sistem pakar mempunyai upaya untuk membimbing pelajar dalam menyelesaikan sesuatu masalah serta dapat mengukur prestasi pelajar.
Parameter input yang digunakan untuk melakukan evaluasi adalah profil siswa dan hasil interaksi siswa dengan sistem. Profil siswa ini menyangkut ketertarikan siswa dalam memahami materi, yang selanjutnya oleh sistem diartikan ke dalam basis data sebagai pemahaman yang kurang, cukup dan baik serta tingkat kognitif siswa. Hasil akhir dari modul pakar ini adalah sebagai rekomendasi terhadap pemilihan materi evaluasi, penentuan tingkat pedagogig terhadap materi terkiat atau pada materi selanjutnya (sulit, normal, mudah)

3.    Modul Pedagogic
Hasil dari proses identifikasi pengetahuan yang diperoleh dari pakar  selanjutnya diterjemahkan sebagai bentuk modul pedagogig. Komponen pada modul ini terbagi dalam tiga sub modul, yaitu :
a.    Unit kurikulum yang memuat aturan perkuliahan yang berlaku. Proses aturan ini selanjutnya disebut sebagai sekuen perkuliahan. Untuk memudahkan dalam pembagian secara logis, proses sekuen ini dibagi menjadi dua proses, yaitu :
•    Sekuen konsep, memuat keterkaitan materi pada tingkat bab (suku bahasan utama)
•    Sekuen chunk, memuat keterkaitan sub bahasan terkecil pada setiap bab.
Penentuan kognitif seorang siswa ditentukan oleh sekuen konsep. Sedangkan untuk proses evaluasi dan pemindaian tingkat akurasi pengetahuan ditentukan oleh sekuen chunk.
b.    Unit materi yang memuat materi – materi perkuliahan dengan tingkat penjelasan yang berbeda. Tingkat penjelasan ini didasarkan pada tingkat  kognitif siswa dan model pedagogig yang yang telah diterapkan dalam sistem pada sesi pembelajaran sebelumnya. Secara umum terdapat tiga tingkat penjabaran materi yang diberikan sistem, yaitu : lambat, normal, cepat. Masing – masing penjelasan ini dipersiapkan untuk setiap bab bahasan. Selain itu, unit materi dilengkapi dengan bentuk – bentuk fragment pengetahuan yang mencerminkan satu sub komponen bahasan terkecil (chunk).
c.    Unit soal yang memuat beragam bentuk soal yang bertujuan menguji kemampuan siswa dalam menguasai materi perkuliahan. Setiap soal memiliki karakteristik yang sesuai dengan ranah kognitif dan tingkat pedagogig yang dimiliki siswa.
Model pedagogig yang dikembangkan menggunakan konsep overlay model. Pada model ini, unit materi berisi seluruh konsep yang harus dipelajari siswa dan diasumsikan bahwa siswa mengetahui sebagian dari konsep tersebut. Proses pembelajaran dianggap sebagai proses mengisi lubang – lubang kosong yang ada dalam pengetahuan siswa. Proses ini terus dilakukan hingga mereka telah dipandang cukup menguasai materi yang diberikan (Martin 2004).
    Dalam Sistem ITSs yang kami kembangkan ini, Unit Kurikulum memuat aturan pelaksanaan pembelajaran yang berlaku. Aturan kurikulum tersebut mengacu pada silabus dan RPP yang mengatur materi pembelajaran.
 Unit materi didasarkan pada tingkat kognitif siswa. Masing-masing materi dipersiapkan untuk setiap bab bahasan yang dilengkapi dengan bentuk-bentuk fragment yang mencerminkan satu sub komponen bahasan terkecil. Unit materi berisi seluruh konsep yang harus dipelajari siswa.
Pada sistem ini unit soal dikembangkan dengan bentuk seperti games yang tersusun dalam level-level yang dapat menguji kemampuan siswa dalam menguasai materi pembelajaran. Setiap level menunjukkan kemampuan siswa dalam menguasai subbab tersebut. Semakin tinggi level, tingkat kesulitan soal semakin tinggi.

4.    Modul Siswa
Pada modul siswa ini akan terekam data siswa, komponen data yang terekam berkaitan dengan proses adaptasi sistem terhadap kemampuan siswa (Prentzas et al. 2002). Untuk lebih memperjelas latar belakang siswa yang berkaitan dengan materi yang diberikan, maka selain informasi interaksi dengan sistem, profil siswa turut direkam di dalam sistem. (Wasmana 2005).
Disini model yang digunakan berisi konsep yang harus dipelajari siwa. Ketika siswa memperlajari materi, sistem akan merekam dan menyimpan kemajuan siswa dalam pemahamanan ke dalam basis data. Jika siswa sudah mempelajari materi hingga selesai maka siswa akan berlanjut ke dalam  evaluasi(test) yaitu soal yang berupa games yang dibangun dari modul pakar yang disesuaikan dengan materi yang dipelajari.

5.    Modul Evaluator
a.    Pemberian Nilai
Setelah tes input-output selesai dilaksanakan, akan dihitung presentasi keberhasilan tes ini. Semakin banyak item tes input-output diharapkan semakin akurat hasil penilaian terhadap pekerjaan siswa. Penilaian terhadap pekerjaan siswa diperoleh dari rasio antara tes yang benar dan jumlah tes.
Nilai = (Jawaban benar / Jumlah test) * 100
Jawaban salah nilai berkurang 1 poin dari jumlah  nilai
Nilai total = nilai - (jumlah salah*1)
Unit soal terdiri dari 5 level. Setiap level terdiri dari 10 pertanyaan. Dalam setiap level terdapat 1 lives. Sehingga jika siswa tidak dapat menyelesaikan level tersebut, siswa mempunyai kesempatan untuk mendapat bonus  level tersebut (1 lives).
Arti tingkat penguasaan yang Anda capai :
90 – 100% = baik sekali
80 - 89% = baik
70 – 79% = cukup
< 70% = kurang
Bila siswa mencapai skore 70% atau lebih maka siswa melanjutkan ke level selanjutnya. Tetapi jika siswa  mendapatkan skore kurang dari 70% maka harus akan muncul sistem penjelas dan siswa harus melakukan remedial(mengulang) level sisa yang diberikan (1 lives)
b.    Sistem Penjelas
Sistem penjelas akan memberikan petunjuk kesalahan sebagai penjelas yang memberikan umpan balik kepada siswa atas kesalahan yang dilakukan siswa dalam mengerjakan soal yang diberikan. Umpan balik yang diberikan terdiri dari dua jenis: petunjuk umum dan petunjuk khusus. Penjelasan kesalahan harus disertai dengan posisi dimana kesalahan tersebut terjadi. Jenis kesalahan yang terjadi juga harus disertakan, agar siswa dapat memahami secara teoritis kenapa kesalahan tersebut terjadi. Dalam petunjuk umum dan khusus ini menekankan penjelasan yang diberikan kesalahan yang dilakukan siswa. Petunjuk umum, jika jawaban siswa benar tetapi alasannya tidak sesuai dengan teori yang ada. Sedangkan petunjuk khusus, jika siswa tidak bisa mengerjakan (jawaban siswa salah). Bentuk dari petunjuk umum dan khusus ini ditampilkan dengan memunculkan sebuah animasi yang memberikan petunjuk.

6.    Guru
Taksonomi intelligent tutoring systems meliputi hubungan fungsional dosen/guru terhadap mahasiswa/siswa (tutor, penasihat, kritik, memberi bantuan, konsultan, agen) dan aktivitas dosen (mengajar, membimbing, memberi visualisasi, menjelaskan, memberi kritik, beradu pendapat, dan bahkan “menghambat”). Memperhatikan taksonomi tadi maka dosen yang terlibat di dalam proses pembelajaran yang berorientasi SCL perlu memiliki kearifan yang sesuai dengan proses yang sedang berjalan. Di lain pihak, penanggung jawab institusi terdepan perlu memperhatikan seluruh aspek yang terkait dan terlibat dalam proses pembelajaran agar seluruh kebijakan (policy) didasarkan atas kearifan yang menjamin terselenggaranya proses pembelajaran secara kondusif, efisien, dan efektif. (Harsono: 2004).
Dalam hal ini hubungan guru dengan siswa dalam Intelligent tutoring systems adalah sebagai penasihat, kritik dan memberi bantuan, konsultan. Dalam sistem ini, ketika siswa kesulitan mengerjakan unit soal dalam level tersebut, siswa dapat memilih option Guru yang berfungsi sebagai pemberi bantuan ketika siswa kesulitan. Selain itu guru dapat menjadi umpan balik dari modul evaluator sehingga guru dapat mengetahui kemampuan siswa.